Rabu, 16 November 2016

Tren Vapor, Amankah untuk Kesehatan?


Tren menggunakan rokok elektrik atau yang lebih dikenal dengan vapor saat ini tengah hangat di kalangan anak muda, termasuk juga anak muda di Kota Solo. Banyak pihak yang memilih beralih ke rokok elektrik karena menganggap cara merokok dengan alat ini aman dan lebih trendy. Namun, yang masih menjadi pertanyaan, apakah penggunaan rokok elektrik ini aman untuk kesehatan ?

Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang mahasiswa FKIP UNS Stevan Henry, Selasa (16/11). “Saya memulai hobi vaping (menghisap vapor) sejak bulan September lalu, awalnya karena mengikuti tren dari teman-teman dekat,” ungkapnya. Pemuda yang genap berusia 20 tahun ini menceritakan bahwa sebenarnya dirinya sendiri mengetahui bahaya dari vaping bagi tubuhnya, namun dia tidak begitu memperdulikan.

Rokok elektrik atau vapor merupakan sebuah rokok modern yang berbentuk alat penguap bertenaga baterai yang dapat menimbulkan sensasi seperti merokok tembakau. Seperti dijelaskan dalam situs alodokter.com, di dalam rokok elektrik terdapat tabung berisi larutan cair yang bisa diisi ulang. Larutan ini mengandung nikotin, propilen glikol, gliserin, dan perasa. Larutan ini dipanaskan, kemudian muncul uap selayaknya asap. Cairan perasa untuk vapor sendiri memiliki banyak variasi rasa seperti : mentol/mint, karamel, buah-buahan, kopi, atau cokelat.

Cnnindonesia.com mengungkapkan, berbagai studi telah melakukan penelitian terhadap rokok elektrik dan hasil dari penelitian tersebut adalah:
  1. Penggunaan rokok elektrik dalam jangka panjang bisa meningkatkan kadar plasma nikotin secara signifikan setelah lima menit penggunaannya.
  2. Rokok elektrik dapat meningkatkan kadar plasma karbon monoksida dan frekuensi nadi secara signifikan yang dapat mengganggu kesehatan.
  3. Memiliki efek akut pada paru seperti pada rokok tembakau, yaitu kadar nitrit oksida udara ekshalasi menurun secara signifikan dan tahanan jalan napas meningkat signifikan.
Hingga saat ini status keamanan rokok elektrik terutama untuk dampak jangka panjang masih menjadi kontroversi karena klaim dari produsen belum sepenuhnya terbukti. Beberapa penelitian menemukan bahwa rokok elektrik dapat memicu inflamasi dalam tubuh, infeksi paru-paru dan meningkatkan risiko asma, stroke serta penyakit jantung.

Langkah terbaik dan bijaksana yang dapat kita lakukan adalah menghindari hal yang belum teruji kebenarannya. Menjaga tubuh kita dengan melakukan berbagai kegiatan positif akan sangat bermanfaat bagi diri kita sendiri. Keep healthy guys ! (Shela)


Previous Post
Next Post

About Author

0 komentar: